Senin, 02 Januari 2012

Sejarah HIV AIDS

Sejarah HIV AIDS

Ada anggapan bahwa sejarah HIV AIDS bermula dari daratan Afrika. Sejarah HIV AIDS itu menurut kisah tersebut bermula dari kebiasaan masyarakat setempat memakan daging monyet.sejarah HIV AIDS Darah monyet yang mengandung virus HIV itu lalu masuk ke tubuh manusia. Selanjutnya berkembang hingga sejarah HIV AIDS bergulir seperti yang dikenal saat ini.
Kalau orang Cina meyakini daging dan otak monyet mengandung khasiat tertentu, tapi tidak dengan orang Afrika. Kemungkinan mereka menyantap daging monyet karena budaya saja. Sejarah HIV AIDS di Afrika pun diyakini sudah sangat lama. Virus tersebut telah menyebar di benua hitam ini jauh sebelum penelitian tentang AIDS dilakukan. Tapi, kematian yang dilaporkan bukan hanya karena HIV maupun AIDS, melainkan karena penyakit yang berhubungan dengan paru-paru, seperti TBC dan sesak nafas lainnya.
Sejarah HIV AIDS di Indonesia
Sejarah HIV AIDS bermula dari keberhasilan penelitian Jean Claude Chermann bersama dengan rekannya yang bernama Françoise Barré-Sinoussi, keduanya berasal dari Perancis, yang sukses membuktikan bahwa virus HIV adalah virus penyebab AIDS. Itu terjadi pada kurun tahun 1983. Sejak saat itu, penelitian demi penelitian terus digalakkan.
Nama AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome) sendiri diberikan oleh Centers for Disease Control and Prevention (CDC), di Atlanta, AS. Sebelumnya, Jean Claude Chermann menyebutnya HTLV-III atau LAV. Sementara itu, sejarah HIV AIDS di Indonesia dimulai pada 1983-an atau mungkin juga lebih awal dari tahun itu. Hal ini karena adanya penelitian yang dilakukan oleh seorang dokter bernama Dr. Zubairi Djoerban terhadap 30 waria yang ada di Jakarta. Beberapa waria tersebut menunjukkan gejala penyakit menular seksual HIV AIDS.
Pada 1986, cerita sejarah HIV AIDS di Indonesia tersebut memasuki babak baru. Hal ini diawali dengan meninggalnya seorang pasien hemofilia (suatu penyakit darah yang membutuhkan transfusi darah secara berkala). Pasien yang masih pada usia produktif ini (25 tahun), diyakini mendapatkan virus HIV AIDS dari transfusi darah. Ciri-ciri medis yang teramati menunjukkan kalau si pasien mengalami apa yang biasa dialami oleh para penderita HIV AIDS. Setelah itu, terdatalah seorang wisatawan dari Belanda yang dirawat di Bali dan akhirnya meninggal karena HIV AIDS.
Sejarah HIV AIDS Dan Obat-obatan
gambar sejarah HIV AIDS
Gencarnya kampanye tentang HIV AIDS telah membuat sejarah HIV AIDS menjadi semakin berwarna. Obat-obatan semakin murah dan mudah didapatkan hingga ke Puskesmas. Bahkan, buah merah dari Papua juga diyakini oleh beberapa pihak bisa menghambat laju perkembangan virus HIV AIDS (walaupun hingga kini belum ada data yang pasti tentang kefektifitasannya).
Sejarah HIV AIDS juga menunjukkan satu rumor yang menyebutkan bahwa salah seorang penderita HIV AIDS berhasil sembuh 100% setelah cangkok sumsum tulang belakang.
Kini, di Indonesia pun ada sebuah Balai Pengobatan Tradisional ( tepatnya di kota Bandung – Jawa Barat), yang mengklaim dapat membantu para Orang Dengan HIV AIDS ( ODHA ) dalam menyembuhkan virus HIV AIDS. Klaim pengobatan tradisional tersebut pun diperkuat dengan bukti-bukti uji laboratorium.
Sedangkan sejarah HIV AIDS mencatat bahwa obat-obatan medis virus HIV AIDS selama ini adalah ARV, yang hingga kini dapat diperoleh dengan gratis di seluruh rumah sakit Indonesia.
Sejarah HIV AIDS dan Kematian
Walaupun begitu, ternyata sejarah HIV AIDS juga masih diselimuti oleh kematian demi kematian yang cukup mengerikan. Para penderita HIV AIDS yang berasal dari ekonomi bawah, seperti di India, Afrika, dan wilayah lainnya di dunia, lebih memilih bunuh diri. Selain itu, ternyata kebanyakan penderita HIV AIDS tersebut bukan meninggal karena HIV atau AIDS, melainkan karena hepatitis C atau bahkan sirosis yang akhirnya menjadi kanker hati. Kematian ini lebih mengerikan karena sebelum kematian menjemput, si pasien akan mengalami penderitaan panjang yang membuat mereka menderita secara fisik.

0 komentar:

Posting Komentar

Entri Populer

 

©2009 SEKS & GAIRAH | by TNB