Minggu, 01 Januari 2012

Pelaku Aborsi banyak Anak di Bawah Umur

62% Pelaku Aborsi Anak di Bawah Umur

Pada 2008 ditemukan dua juta jiwa anak korban aborsi.

Ilustrasi kandungan (terra.com.pe)
VIVAnews - Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA) mencatat sepanjang 2008 hingga 2010, kasus perampasan hak hidup melalui aborsi terus meningkat. Tapi, yang lebih mengkhawatirkan, 62 persen pelakunya adalah anak di bawah umur.

Sekretaris Jenderal Komnas PA, Samsul Ridwan, mengatakan, selama kurun waktu dua tahun itu, kenaikan kasus aborsi mencapai 15 persen setiap tahunnya.

Pada 2008 ditemukan dua juta jiwa anak korban aborsi. Tahun berikutnya naik 300 ribu jiwa, sedangkan pada 2010 jumlahnya naik lagi 200 ribu jiwa.

"Total dari 2008 sampai 2010 jumlahnya sebanyak 2,5 juta kasus," ujar Samsul di Kantor Komnas PA, Jakarta, Selasa 20 Desember 2011. "Untuk 2011 di Jakarta ditemukan sebanyak 406 kasus."

Tapi, yang mencengangkan, berdasarkan data yang dimiliki Komnas PA, dari 2,5 juta kasus aborsi, sebanyak 62,6 persen dilakukan anak di bawah umur. "Pelakunya adalah anak berusia di bawah 18 tahun," ujar Samsul.

Menurut Samsul, ada empat metode praktik aborsi yang paling banyak dilakukan. Sebanyak 37 persen dilakukan melalui kuret (pembersihan rahim), kemudian 25 persen melalui oral dan pijatan, 13 persen melalui cara suntik, dan 8 persen memasukkan benda asing ke dalam rahim. "Selebihnya melalui jamu dan akupuntur," ujar Samsul.

Meningkatnya angka aborsi salah satunya adalah maraknya tayangan yang berbau pornografi yang disajikan di media. Selama 2011, Komnas PA menerima 22 kasus pengaduan tentang pornografi, yang dilakukan siswa SMP dan SMA.

Sementara itu, berdasarkan data Yayasan Buah Hati, sebanyak 83,7 persen anak sekolah dasar kelas IV dan kelas V, sudah kecanduan pornografi.

Karena itu, guna menekan tingginya angka aborsi, perlu adanya pendidikan budi pekerti yang benar- benar ditanamkan sejak dini. Samsul menyayangkan kalau pendidikan seks dini dianggap sebagai solusi terbaik dalam menangani masalah tingginya angka aborsi.

"Pendidikan seks dini memang penting. Tapi, yang lebih penting budi pekerti, dan pendidikan agama," ujar Samsul. (art)

0 komentar:

Posting Komentar

Entri Populer

 

©2009 SEKS & GAIRAH | by TNB