Etimologi
Kata homoseksual adalah hasil pernikahan bahasa Yunani dan Latin dengan elemen pertama berasal dari bahasa Yunani ὁμός homos, 'sama' (tidak terkait dengan kata Latin homo, 'manusia', seperti dalam Homo sapiens), sehingga dapat juga berarti tindakan seksual dan kasih sayang antara individu berjenis kelamin sama, termasuk lesbianisme. Gay umumnya mengacu pada homoseksualitas laki-laki, tetapi dapat digunakan secara luas untuk merujuk kepada semua orang LGBT. Dalam konteks seksualitas, lesbian, hanya merujuk pada homoseksualitas perempuan. Kata "lesbian" berasal dari nama pulau Yunani Lesbos, di mana penyair Sappho banyak sekali menulis tentang hubungan emosionalnya dengan wanita muda.
Banyak panduan penulisan modern di Amerika Serikat menyarankan untuk tidak menggunakan kata homoseksual sebagai kata benda, tapi menggunakan kata pria gay atau lesbian. Demikian pula, beberapa merekomendasikan untuk sepenuhnya menghindari penggunaan kata homoseksual karena memiliki sejarah yang buruk dan karena kata tersebut hanya merujuk pada perilaku seksual seseorang (berlawanan dengan perasaan romantis) dan dengan demikian memiliki konotasi negatif. Gay dan lesbian adalah alternatif yang paling umum. Huruf pertama sering dikombinasikan untuk menciptakan inisial LGBT (terkadang ditulis sebagai GLBT), di mana B dan T mengacu pada orang biseksual dan transgender.
Kemunculan istilah homoseksual pertama kali ditemukan pada tahun 1869 dalam sebuah pamflet Jerman tulisan novelis kelahiran Austria Karl-Maria Kertbeny yang diterbitkan secara anonim,[37] berisi perdebatan melawan hukum anti-sodomi Prusia. Pada tahun 1879, Gustav Jagermenggunakan istilah Kertbeny dalam bukunya, Discovery of The Soul (1880). Pada tahun 1886, Richard von Krafft-Ebing menggunakan istilah homoseksual dan heteroseksual dalam bukunya Psychopathia Sexualis, mungkin meminjamnya dari buku Jager. Buku Krafft-Ebing begitu populer di kalangan baik orang awam dan kedokteran hingga istilah "heteroseksual" dan "homoseksual" menjadi istilah yang paling luas diterima untuk orientasi seksual.
Dengan demikian, penggunaan istilah tersebut berakar dari tradisi taksonomi kepribadian abad ke-19 yang lebih luas.
Meskipun penulis awal juga menggunakan kata sifat homoseksual untuk merujuk pada konteks seks-tunggal (seperti sekolah khusus perempuan), sekarang istilah ini digunakan secara eksklusif dalam referensi untuk daya tarik seksual, aktivitas, dan orientasi. Istilah homososial sekarang digunakan untuk menggambarkan konteks seks-tunggal yang tidak secara khusus bersifat seksual. Ada juga kata yang mengacu kepada cinta sesama jenis, homofilia.
Sinonim
Beberapa sinonim termasuk laki-laki yang berhubungan seks dengan laki-laki atau LSL (digunakan di kalangan medis ketika secara khusus membahas aktivitas seksual), homoerotis(mengacu pada karya seni), heterofleksibel (mengacu pada orang yang mengidentifikasi diri sebagai heteroseksual, tetapi terkadang terlibat dalam kegiatan seksual sesama jenis), danmetroseksual (merujuk pada pria non-gay dengan selera stereotipe gay seperti makanan, mode, dan desain). Istilah peyoratif dalam bahasa Inggris termasuk queer, faggot, fairy (peri),poof, dan homo. Dimulai pada 1990-an, beberapa kata telah direklamasi sebagai kata-kata positif untuk pria gay dan lesbian, seperti dalam penggunaan studi queer, teori queer, dan bahkan program televisi populer Amerika Queer Eye for the Straight Guy. Kata homo muncul dalam banyak bahasa lainnya tanpa konotasi penghinaan seperti dalam bahasa Inggris. Namun, seperti penghinaan etnis dan penghinaan rasial, penyalahgunaan istilah-istilah ini masih bisa sangat ofensif, kisaran penggunaan yang dapat diterima tergantung pada konteks dan pembicara. Sebaliknya, gay, kata awalnya dipegang oleh pria homoseksual dan wanita sebagai istilah positif afirmatif (seperti dalam pembebasan gay dan hak-hak gay), telah meluas dalam penggunaan peyoratif di kalangan muda.
Skala Kinsey
Skala Kinsey mencoba menggambarkan sejarah seksual seseorang atau episode aktivitas seksual mereka pada waktu tertentu. Menggunakan skala dari 0, berarti secara eksklusif heteroseksual, sampai 6, yang berarti secara eksklusif homoseksual.
Skala | Deskripsi |
---|---|
0 | Sepenuhnya heteroseksual |
1 | Heteroseksual, sesekali homoseksual |
2 | Heteroseksual, homoseksual lebih dari sesekali |
3 | Biseksual. |
4 | Homoseksual, sesekali heteroseksual |
5 | Homoseksual, heteroseksual lebih dari sesekali |
6 | Sepenuhnya homoseksual |
X | Aseksual, Non-Seksual |
Seksualitas dan identitas gender
Orientasi seksual, identitas, perilaku
American Psychological Association, American Psychiatric Association, dan National Association of Social Workers menyatakan orientasi seksual "tidak hanya karakteristik pribadi yang dapat didefinisikan dalam isolasi. Sebaliknya, orientasi seksual seseorang menentukan semesta dengan siapa orang tersebut mungkin menemukan hubungan yang puas dan terpenuhi":
Orientasi seksual umumnya dibahas sebagai karakteristik individu, seperti jenis kelamin biologis, identitas gender, atau usia. Perspektif ini tidak lengkap karena orientasi seksual selalu didefinisikan dalam istilah relasional dan harus melibatkan hubungan dengan orang lain. Tindakan seksual dan atraksi romantis dikategorikan sebagai homoseksual atau heteroseksual sesuai dengan jenis kelamin biologis individu yang terlibat di dalamnya, yang bersifat relatif satu sama lain. Individu-individu mengungkapkan heteroseksualitas mereka, homoseksualitas, atau biseksual, memang, didasarkan pada tindakan atau keinginan mereka untuk berbuat terhadap orang lain. Hal ini mencakup tindakan-tindakan sederhana seperti berpegangan tangan atau berciuman. Jadi, orientasi seksual secara integral terkait dengan hubungan personal seorang individu yang dibentuk dengan individu lain untuk memenuhi kebutuhan akan cinta, ikatan, dan keintiman. Selain perilaku seksual, ikatan ini mencakup kasih sayang fisik non-seksual antara pasangan, tujuan dan nilai-nilai bersama, sikap saling mendukung, dan komitmen berkelanjutan.
Perkembangan identitas seksual: "proses coming-out"
Banyak orang yang merasakan ketertarikan kepada anggota jenis kelamin sama memiliki fase "coming out" dalam kehidupan mereka. Umumnya, coming out digambarkan dalam tiga fase. Fase pertama adalah fase "mengenali diri", dimana muncul kesadaran bahwa ia terbuka untuk hubungan sesama jenis. Fase ini sering digambarkan sebagai coming out yang bersifat internal. Tahap kedua melibatkan keputusan untuk terbuka kepada orang lain, misalnya keluarga, teman, dan/atau kolega. Tahap ketiga mencakup hidup secara terbuka sebagai orang LGBT. Di Amerika Serikat saat ini, orang sering "come out" di usia sekolah menengah atas atau kuliah. Pada usia ini, mereka mungkin tidak percaya atau meminta bantuan dari orang lain, terutama ketika orientasi mereka tidak diterima di masyarakat. Terkadang keluarga mereka sendiri bahkan tidak diberitahu.
Menurut Rosario, Schrimshaw, Hunter, Braun (2006), "perkembangan identitas seksual lesbian, gay, atau biseksual (LGB) adalah suatu proses yang kompleks dan seringkali sulit. Tidak seperti anggota kelompok minoritas lainnya (misalnya, minoritas etnis dan ras), sebagian besar individu LGB tidak dibesarkan dalam komunitas serupa dimana mereka dapat belajar tentang identitasnya dan mematangkan dan mendukung identitas itu. Sebaliknya, individu LGB sering dibesarkan dalam komunitas yang abai atau secara terbuka memusuhi homoseksualitas. "
Outing adalah upaya membongkar orientasi seksual seorang yang tertutup. Politisi terkenal, selebriti, kalangan dinas militer, dan anggota ulama telah "dibongkar" dengan motif mulai dari benci hingga ke alasan politik atau keyakinan moral. Banyak yang berkomentar menentang keras praktik ini, sementara beberapa di antaranya mendorong tokoh masyarakat yang "dibongkar" untuk menggunakan pengaruh mereka untuk menyakiti gay lainnya.
Identitas gender
Para penulis awal orientasi homoseksual biasanya memahami keterkaitan intrinsik pada jenis kelamin subjek. Sebagai contoh, mereka berpendapat bahwa individu yang berperawakan perempuan yang tertarik pada individu berperawakan perempuan lainnya akan memiliki atribut maskulin, dan sebaliknya. Pemahaman ini dianut oleh sebagian besar teoretisi penting homoseksualitas dari pertengahan abad ke-19 hingga awal abad 20, seperti Karl Heinrich Ulrichs, Richard von Krafft-Ebing, Magnus Hirschfeld, Havelock Ellis, Carl Jung dan Sigmund Freud, serta individu-individu dari kalangan homoseksual sendiri. Namun, pemahaman tentang homoseksualitas sebagai inversi seksual pada saat itu telah memicu pertikaian dan silang pendapat, dan setelah paruh kedua abad ke-20, identitas gender semakin dilihat sebagai fenomena yang berbeda dari orientasi seksual.
Individu-individu transgender dan cisgender dapat tertarik kepada pria, perempuan atau keduanya, meskipun prevalensi orientasi seksual yang berlainan sangat berbeda dalam dua populasi ini. Individu homoseksual, heteroseksual atau biseksual dapat bersifat maskulin, feminin, atau androgini, dan di samping itu, banyak anggota dan pendukung komunitas lesbian dan gay sekarang yang melihat "heteroseksual sesuai gender" dan "homoseksual tidak sesuai gender" sebagai stereotip negatif. Meskipun demikian, sebuah penelitian oleh J. Michael Bailey dan K.J. Zucker telah menemukan bahwa mayoritas laki-laki gay dan lesbian tumbuh tidak sesuai gender selama masa kecil mereka. Richard C. Friedman, dalam bukunyaMale Homosexualiy yang terbit pada tahun 1990, menulis dari sudut pandang psikoanalisis, berpendapat bahwa hasrat seksual dimulai lebih lambat dari yang dilansir dalam tulisan-tulisan Sigmund Freud, ia menunjukkan hasrat seksual muncul bukan pada masa bayi, tetapi antara usia 5 dan 10 tahun dan tidak terfokus kepada figur orang tua tetapi pada orang di sekitarnya. Oleh karena itu, menurutnya pria homoseksual tidak abnormal, karena tidak pernah tertarik secara seksual pada ibu mereka.
Konstruksi sosial
Karena orientasi homoseksual bersifat kompleks dan multi-dimensi, beberapa akademisi dan peneliti, terutama dalam studi Queer, berpendapat bahwa homoseksual adalah konstruksi sejarah dan sosial. Pada tahun 1976 sejarawan Michel Foucault berpendapat bahwa homoseksualitas sebagai identitas tidak ada pada abad ke-18. Orang-orang pada masa itu berbicara tentang "sodomi" yang mengacu kepada tindakan seksual. Sodomi adalah kejahatan yang sering diabaikan tapi terkadang dijatuhi hukuman berat.
Istilah homoseksual sering digunakan dalam budaya Eropa dan Amerika untuk mencakup keseluruhan identitas sosial seseorang, yang meliputi diri dan kepribadian. Dalam budaya Barat beberapa orang membicarakan identitas dan komunitas gay, lesbian, dan biseksual. Dalam budaya lain, label homoseksual dan heteroseksual tidak menentukan identitas sosial atau menunjukkan afiliasi komunitas berdasarkan orientasi seksual. Beberapa ilmuwan, seperti David Green, menyatakan bahwa homoseksualitas adalah konstruksi sosial modern Barat, dan dengan demikian tidak dapat digunakan dalam konteks seksualitas antar pria non-Barat, atau pada masa pra-modern Barat.
Percintaan dan hubungan sesama jenis
Individu-individu dengan orientasi homoseksual dapat mengekspresikan seksualitasnya dalam berbagai cara, dan dapat atau dapat tidak muncul dalam perilaku mereka. Beberapa memiliki hubungan seksual dengan individu-individu dengan identitas gender sama, lain gender, biseksual atau dapat juga berselibat. Penelitian menunjukkan banyak pasangan lesbian dan gay yang menginginkan, dan berhasil dalam memiliki komitmen dan hubungan yang bertahan lama. Sebagai contoh, data survei menunjukkan bahwa antara 40% dan 60% pria gay dan antara 45% dan 80% dari lesbian saat ini terlibat dalam hubungan percintaan. Data survei juga menunjukkan bahwa antara 18% dan 28% dari pasangan gay dan antara 8% dan 21% dari pasangan lesbian di AS telah hidup bersama selama sepuluh tahun atau lebih. Sejumlah penelitian telah mengungkapkan bahwa pasangan homoseksual dan heteroseksual setara satu sama lain dalam ukuran kepuasan dan komitmen dalam hubungan percintaan,bahwa usia dan gender lebih dapat diandalkan sebagai alat ukur kepuasan dan komitmen hubungan percintaan, dan bahwa individu heteroseksual atau homoseksual memiliki harapan dan impian hubungan percintaan yang sebanding.
0 komentar:
Posting Komentar